Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kenakalan Remaja dari Berbagai Aspek
kenakalan remaja
dewasa ini semakin sering dibincangkan. berbagai cara telah dilakukan
untuk menanggulangi kenakalan remaja, namun masih belum maksimal
hasilnya. nah, yang paling perlu diketahui dari kenakalan remaja,
apa-apa saja penyebabnya. kali ini sobat pendidikan akan mengupas tuntas
tentang faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja.
Kenakalan Remaja |
Berbicara faktor-faktor terjadinya kenakalan remaja sangat luas dan
beragam, sehingga tidak ada satu kesatuan pendapat. Ada yang
melihat dari sudut pandang psikologi, agama, ekonomi, hukum, sosiologi
dan kriminologi.
Dari aspek kriminologi, W.A. Bonger dalam bukunya Inleiding tot de Criminologie, antara lain mengemukakan :
"Kenakalan remaja sudah merupakan bagian yang besar dalam kejahatan.
Kebanyakan penjahat yang sudah dewasa umumnya sudah sejak mudanya
menjadi penjahat, sudah merosot kesusilaannya sejak kecil barang siapa
menyelidiki sebab-sebab kenakalan remaja dapat mencari tindakan-tindakan
pencegahan kenakalan remaja itu sendiri, yang kemudian akan berpengaruh
baik pula terhadap pencegahan kejahatan orang dewasa."
Dalam formulasi yang lain, Rusli Effendi dan As- Alam, menyatakan :
"Perlunya diadakan penelitian yang mendalam di daerah- daerah di
Indonesia mengenai sebab-sebab kenakalan remaja. Karena tanpa
penelitian tidak dapatlah diadakan penanggalan secara efesien dan
efektif, lagi pula motif-motif kenakalan di berbagai daerah berbeda satu
sama lain."
Menurut pengalaman POLRI, sebagai dikutip oleh Ninik Widiyanti dan
Yullus Waskita, "dalam menangani kasus yang terjadi di masyarakat dapat
dikatakan banyak faktor yang turut mempengaruhi terjadinya kenakalan
remaja. Untuk terjadinya suatu pelanggaran maka dua unsur harus bertemu
yaitu niat untuk melakukan suatu pelanggaran dan kesempatan untuk
melaksanakan niat tersebut. Jika hanya ada salah satu dari kedua unsur
tersebut di atas maka tidak akan terjadi apa-apa, yaitu ada niat untuk
melakukan pelanggaran tetapi tidak ada kesempatan untuk melaksanakan
niat tersebut, maka tidak mungkin terlaksana pelanggaran itu."
Salah seorang ahli kriminologi di Indonesia, Soejono
Dirdjosisworo, pada intinya membagi sebab musabab kenakalan remaja
terdiri dari ":(1) sebab intern yang terdapat dalam diri si anak; (2)
sebab eksteren yang terdapat di luar diri si anak."16
Sudarsono menguraikan sebab-sebab kenakalan remaja yang oleh
penulis disimpulkan sebagai berikut : kenakalan remaja akan
muncul karena beberapa sebab, baik karena salah satu maupun bersamaan,
yaitu keadaan keluarga, keadaan sekolah dan keadaan masyarakat.
Dari sudut psikologi, Dadang Hawari, mengatakan:
"Remaja kita dalam kehidupannya sehari-hari hidup dalam tiga kutub,
yaitu kutub keluarga, sekolah dan masyarakat. Kondisi masing-masing
kutub dan interaksi antar ketiga kutub itu, akan menghasilkan dampak
yang posisif maupun negatif pada remaja. Dampak positif misalnya
prestasi sekolahnya baik dan tidak menunjukkan perilaku antisosial.
Sedangkan dampak negatif misalnya, prestasi sekolah merosot, dan
menunjukkan perilaku menyimpang (antisosial). Oleh karena itu
pencegahan dan penanganan dampak negatif tersebut, hendaknya ditujukan
kepada ketiga kutub tadi secara utuh dan tidak partial."
Raema Andreyana, menguraikan faktor-faktor yang mendukung terjadinya
delinkuensi remaja, yang penulis simpulkan sebagai berikut:
- Faktor keluarga, khususnya orang tua. Dalam hal ini orang tua yang kurang memahami arti mendidik anak, dan yang begitu sibuk bekerja.
- Hubungan suami istri yang kurang harmonis
- Faktor lingkungan
- Faktor sekolah, termasuk di dalamnya guru, pelajaran, tugas-tugas sekolah dan lain-lain yang berhubungan dengan sekolah.19
Dari sudut ilmu pendidikan, M. Arifin mengamati masalah remaja
dengan menguraikan faktor-faktor terjadinya.20 M. Arifin menganggap
bahwa "keadaan dan lingkungan sekitar remaja puber yang bersifat negatif
akan lebih mudah mempengaruhi tingkah laku yang negatif pula.
Sebaliknya keadaan lingkungan sekitar yang bersifat positif akan
mengandung nilai-nilai konstruktif yang akan memberikan pengaruh
positif pula. Oleh karena situasi perkembangan jiwa remaja yang labil
demikian itu, maka cenderung untuk melakukan penyimpangan yang dirasakan
sebagai suatu proses terhadap situasi dan kondisi masyarakat yang
kurang akomodatif terhadap angan-angan dan gejolak jiwanya."
Menurut Abdullah Nashih Ulwan,
Banyak faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak yang dapat
menyeret mereka pada dekadensi moral dan ketidakberhasilan
pendidikan mereka di dalam masyarakat, dan kenyataan kehidupan yang
pahit penuh dengan "kegilaan." Betapa banyak sumber kejahatan dan
kerusakan yang menyeret mereka dari berbagai sudut dan tempat berpijak.
Oleh karena itu, jika para pendidik tidak dapat memikul tanggung jawab
dan amanat yang dibebankan kepada mereka, dan pula tidak mengetahui
faktor-faktor yang dapat menimbulkan kelainan pada anak- anak serta
upaya penanggulangannya, maka akan terlahir suatu generasi yang
bergelimang dosa dan penderitaan di dalam masyarakat.
Menurut Abdullah Nashih Ulwan beberapa faktor yang menimbulkan kenakalan remaja di antaranya:
a. "Kemiskinan yang Menerpa Keluarga b. Disharmoni Antara Bapak dan Ibu
c. Perceraian dan Kemiskinan Sebagai Akibatnya
d. Waktu Senggang yang Menyita Masa Anak dan Remaja
e. Pergaulan Negatif dan Teman yang Jahat
f. Buruknya Perlakuan Orang Tua Terhadap Anak."
Merujuk pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja
akan muncul karena beberapa sebab, baik karena salah satu maupun
bersamaan, yaitu keadaan keluarga, keadaan
sekolah dan keadaan masyarakat. faktor-faktor yang mendukung
terjadinya delinkuensi remaja, yang penulis simpulkan
sebagai berikut:
- Faktor keluarga, khususnya orang tua. Dalam hal ini orang tua yang kurang memahami arti mendidik anak, dan yang begitu sibuk bekerja.
- Hubungan suami istri yang kurang harmonis
- Faktor lingkungan
- Faktor sekolah, termasuk di dalamnya guru, pelajaran, tugas-tugas sekolah dan lain-lain yang berhubungan dengan sekolah
sumber:
M.Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan umum, (Jakarta: Bumi Aksara, edisi terbaru, 2004), hlm. 78
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fil Islam, terj.
Jamaluddin Mirri, "Pendidikan Anak dalam Islam" Jilid 1, (Bandung:
PT-Rosdakarya, 1992), hlm. 113.
Sudarsono, Etika Islam tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Bina Aksara, 2005), hlm.19-32
Dadang Hawari, Psikiater, al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan
Jiwa, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2005), hlm.235.
Raema Andreyana dalam Kartini Kartono, Bimbingan Bagi Anak dan Remaja
yang Bermasalah, Ed. I, ( Jakarta: CV. Rajawali, 2006), hlm.116-118.
W.A. Bonger, Pengantar tentang Kriminologi, terj. R.A. Koesnoen, (Jakarta: PT. Pembangunan, 2005), hlm.139.
Lembaga Kriminologi Fakultas Hukum UNDIP, Laporan Seminar Kriminologi
III, 1977, sebagaimana dikutip oleh Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi
Penelitian Hukum, (Semarang: Galia Indonesia, 2006), hlm.139.
Ninik Widiyanti dan Yullus Waskita, Kejahatan dalam
Masyarakat dan Pencegahannya, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 2005),
hlm.116
Soejono Dirdjosisworo, Bunga Rampai Kriminologi, (Bandung: Armico, 2007), hlm.35-41
Simanjutak, Pengantar Kriminologi dan Patologi Sosial, (Bandung: Transito, 2006), hlm. 292.
Kartini Kartono Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 136.